Gambar Kehendal Allah ke 3

Keselamatan Umat Manusia: Prioritas ketiga dalam kehendak Allah

* Kehendak Allah untuk menganugrahkan kasih karunia bagi keselamatan manusia

Prioritas ketiga dalam kehendak Allah adalah keselamatan manusia (1 John 3:16). “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa melainkan beroleh hidup yang kekal” (John 3:16), “Sama seperti Anak Manusia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Matthews 20:28). Firman ini dan juga yang lainnya mengenai darah Yesus yang mahal (Hebrews 10:19) bersaksi bahwa Yesus, Anak Allah adalah sang Juruselamat.

Telah direncanakan sebelum penciptaan, waktu Allah berada sendirian, bahwa Yesus akan memasuki sorga setelah Ia menjadi manusia dan mengalami kematian. Sejak dari mulanya manusia diciptakan serupa dengan gambar Allah, yang dimaksudkan sebagai jalan bagi kedatangan Anak Manusia. Tetapi Adam digoda oleh Iblis, malaikat yang jatuh dan memakan buah terlarang dari pohon pengetahuan akan yang baik dan yang jahat, ini menyebabkan kematian bagi rohnya (Genesis 2:17: Genesis 3:1-6). Sebagai akibatnya semua manusia yang termasuk kepada Adam dihukum (menerima kutukan) yaitu dilahirkan dengan keadaan rohani di bawah dosa awal, tidak bisa memiliki hubungan dengan Allah (Ephesians 2:1-2). Semenjak itu Iblis selalu menekan mereka dengan otoritas mautnya (Hebrews 2:14-15) membuat mereka hidup di dalam kutukan dan kesakitan dalam hal roh, pikiran, tubuh dan lingkungan hidup.

Allah memiliki belas kasihan terhadap manusia di mana kematian Anak-Nya telah menjadi kasih karunia bagi mereka (Ephesians 2:5-7). Allah memutuskan untuk menyelamatkan mereka yang telah menjadi musuh-Nya akibat dari dosa mereka dan membiarkan mereka menanti keselamatan secara samar-samar melaui korban darah di bawah hukum Taurat. Pada akhirnya Ia menyelamatkan mereka dengan membuat Yesus, Firman yang menjadi daging, menanggung dosa mereka.

Kehendak Allah yang di dalamnya termasuk warisan Anak yaitu takhta sorgawi, pemusnahan Iblis dan keselamatan umat manusia, telah digenapi melalui kehidupan pelayanan resmi Anak. Dua prioritas pertama dicapai seratus persen oleh kedaulatan Allah karena kedua hal ini tidak ada campur tangan dari kehendak manusia. Bagaimanapun juga, ketika berbicara mengenai keselamatan, kehendak dari pribadi yang bersangkutan adalah faktor yang paling penting. Karena Allah hanya menetapkan untuk menganugerahkan kasih karunia hanya kepada mereka yang oleh kehendaknya sendiri percaya kepada Yesus dan menerima-Nya (Ephesians 2:8; 1 John 5:12). Keselamatan umat manusia akan terus berlangsung sampai dengan kedatangan Yesus yang sekarang tengah mempersiapkan tempat tinggal bagi orang-orang percaya (John 14:2).

Dikarenakan Yesus ingin merendahkan diri di hadapan Allah untuk memasuki sorga, bagaimana cara Ia mati memang tidak menjadi persoalan (Philippians 2:6-7), tetapi Ia memilih mati dengan pencurahan darah dan penderitaan sehingga hal itu bisa menjadi kasih karunia bagi manusia (Matthew 26:28; 1 Peter 1:18-19). Alasan Ia berdoa dengan sungguh-sungguh dalam penuh penderitaan di taman Getsemani sehingga peluh-Nya menjadi seperti tetesan darah adalah karena Ia akan mengalami kematian dan penderitaan yang seharusnya dialami manusia, tetapi Ia menggantikannya (Luke 22:42-44). Pada akhirnya Yesus diserahkan kepada kematian di kayu salib untuk memenuhi kehendak Allah, untuk menyelamatkan manusia (Philippians 2:8). Ia membawa kebangkitan rohaniah bagi roh jiwa, tubuh dan lingkungan hidup manusia dengan jalan Ia yang menjadi miskin, meskipun Ia kaya; dengan dicambuk, ditikam dengan tombak dan dipermalukan, dan oleh pencurahan darah yang mematikan (Matthew 27:27-31, Matthew 27:39; John 19:34; Romans 3:25; Romans 5:9; 2 Corinthians 8:9; Ephesians 1:17; Colossians 1:20; 1 Peter 1:19).

Ayat terkait:
John 3:16; John 12:47; Hebrews 2:15


Category Article

What's on Your Mind...